Jumat, 31 Juli 2009

CERPEN(pangeran berhelm standar)

PANGERAN BERHELM STANDAR

oleh:wira pratiwi

siang itu tepat pukul 12.00 siang.teriknya panas matahari tidak mengurungkan niat gadis untuk ke rumah temannya,tika setelah menimbang dan memikirkan dengan matang,akhirnya gadis memutuskan untuk ke rumah temannya itu dengan mengendarai motor,meskipun sebenarnya rumah temannya tidak begitu jauh dari rumahnya.

dengan susah payah memohon akhirnya kakak gadis mengizinkan gadis meminjam motornya.dengan riang, gadis pun mengeluarkan motor dari bagasi.didalam perjalanan gadis baru menyadari akan ganasnya matahari saat ini.bagaimana tidak,kulitnya yang tidak begitu putih terkena langsung sinar matahari tanpa jaket yang menutupinya.yang akan mungkin membuat kulitnya gelap.

meskipun begitu,dia masih tetap saja asyik mengendarai motornya dan bahkan melambung kendaraan-kendaraan yang lain.tapi tiba-tiba,saat pembelokan rumah temannya di depan jalan yang tidak begitu mulus dan tiba-tiba.....brukkkkk.... ternyata motor yang dikendarai gadis terjatuh ke aspal dan dengan refleks ia mencoba berdiri meskipun sangat sulit baginya.untung saja,tiba-tiba seorang pengendara motor berhenti dan membantu memperbaiki posisi motornya.
gadis hanya diam,mungkin karena ia masih shock.

"kamu gak apa-apakan?"tanya orang itu.belum sempat gadis menjawab,orang itu mengatakan sesuatu."makanya,kamu harus hati-hati ya"!dan gadis pun mendekati motornya dan siap kembali melanjutkan perjalanan walaupun kakinya masih terasa sakit.tapi ia tak lupa mengucapkan terima kasih kepada orang itu.dan orang itu pun pergi tanpa jejak bersama motornya.

mungkin hari ini gadis emang sial.sebab rumah temannya yang ia datangi juga kosong.mungkin semua orang dalam rumah itu pada liburan.akhirnya,gadis pun pulang dengan membawa luka di kakinya.tepat di depan rumah gadis,kakanya telah menunggunya.maklum saja,kakaknya ingin pergi bersama motor setianya itu.

tanpa mengatakan sesuatu kepada kakaknya.ia pun memberikan kunci motor dan berharap agar kakaknya tidak tahu kalau ia dan motor kesayangannya baru saja terjatuh.dan dengan diam-diam pula gadis sendiri mengobati lukanya.sebab ia takut mengatakan kepada orang rumahnya kalau sampe ketahuan.maka, gadis tidak diizinkan lagi mengendarai motor.

meskipun begitu,satu hal yanh paling disesali gadis yang sedang mengurung di dalam kamarnya yang lumayan adem dari sinaran matahari di luar sana.ia menyesali kenapa ia tidak sempat menanyakan nama orang yang menolongnya itu.bahkan,untuk mengingat wajahnya aja ia tak dapat.sebab,orang yang menolongnya yaitu tengah memakai helm standar.sehingga wajahnya tak tampak.tapi satu hal yang paling gadis ingat yakni jaket putih dan cara berpakaiannya yang menurut gadis keren.mungkin saat ini gadis menganggap orang itu sebagai pangeran penolongnya sampe benar-benar ia menemukan pangeran yang sesungguhnya.


Kamis, 30 Juli 2009

BUTIR HUJAN


ESHA TEGAR PUTRA

BUTIR HUJAN


butiran hujan turun dari talang betung atap rumahmu
membentuk tali dan menyerupai ular yang setiap
malam mematuk tidurmu.kau tak juga sadar bahwasannya
butiran hujan itu menginginkan sebuah cembung untuk
kau tampung,agar senantiasa ia terengguk dengan
baik,agar ia bisa kau tanak bersama beras,agar ia bisa kau
gelegakkan bersama daun pucuk ubi,agar ia menjadi uap
dan bisa kau lesatkan ke dalam buah merah pedas

mingkin saja kau akan dililit ualr setiap malamnya sampai
kau menjadi seorang tua dan renta ular merupakan
penjelmaan dari butiran hujanyang tak kunjung kau maknai
di setiap gerakmu.sebab ia senantiasa berkunjung pada
kesalmu.kesal pada dingin sebagai penabuh dagin sintalmu

dan karena itulah kau tak ingin memaknai hadirnya.tiap kali
butir hujan itu merangsek turun dari talang atap rumahmu
kau selalu menolehkan muka ke arah lain agar kau tak
melihat gambaran kesedihan yang terpendam di ricik
bunyinya.bunyi yang jatuh bertimpa dengan kulit tanah